SERAT KAPITAYAN
Surah Al-Isra (17) ayat 44
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
(QS. Al-Isra: 44)
Surah Al-Hajj (22) ayat 18
“Tidakkah kamu tahu bahwa kepada Allah bersujud siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, binatang-binatang melata dan banyak di antara manusia.
Surah Saba’ (34) ayat 10
“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan karunia kepada Daud dari Kami. (Kami berfirman): 'Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud', dan Kami telah melunakkan besi untuknya.”
(QS. Saba: 10)
Mazmur 96:11–12
"Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh laut serta isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai"
Mazmur 148:7–9
"Pujilah TUHAN, hai kamu yang di bumi: hai ular-ular naga dan segenap samudera raya, hai api dan hujan es, salju dan kabut, angin badai yang melakukan firman-Nya; hai gunung-gunung dan segala bukit, pohon buah-buahan dan segala pohon cemara"
Dalam ajaran Mahayana, terutama dalam teks Avatamsaka Sutra (Sutra Mahkota Bunga), disebutkan bahwa:
Setiap makhluk dan unsur alam mencerminkan kebenaran (Dharma) dan saling terkait dalam jalinan yang tak terpisahkan.
Dalam ajaran Buddha Mahayana, ada (Tathagatagarbha) yang menyatakan bahwa:
Semua makhluk hidup, termasuk hewan, memiliki potensi untuk mencapai pencerahan.
Dalam praktik Metta Bhavana (meditasi cinta kasih), seorang praktisi mendoakan kebahagiaan dan kedamaian untuk semua makhluk hidup:
"Semoga semua makhluk berbahagia, bebas dari penderitaan, dan damai."
Bhagavad Gita 10:20–21
"Aku adalah Atman yang berdiam dalam hati semua makhluk. Aku adalah awal, pertengahan, dan akhir dari semua makhluk... Di antara Aditya, Aku adalah Vishnu... di antara gunung, Aku adalah Meru."
Dalam Hindu (terutama Vedanta), ada keyakinan bahwa:
Seluruh alam semesta dijiwai oleh Brahman (kesadaran ilahi).
Isa Upanishad, Mantra 1:
"Isa vasyam idam sarvam" — Seluruh alam semesta ini dilingkupi oleh Tuhan.
Hindu bahkan mempersonifikasikan dan menyembah unsur alam, seperti:
Gunung Himalaya sebagai ayah Parvati
Sungai Gangga (Ganga) sebagai dewi
Pohon (seperti Tulsi dan Peepal) dianggap suci
Hewan seperti sapi, gajah (Ganesha), dan burung garuda juga memiliki status suci.
Dari kutipan ayat kitab suci beberapa agama/keyakinan di atas dapat di simpulkan bahwa segala yang ada di jagad raya ini tercipta mempunyai tujuan nya masing-masing. Dengan segala perbedaan misi dari ciptaan-Nya ini melahirkan sebuah teori KETIDAKBERATURAN yang TERATUR.
Dijawa ada tradisi yang unik,bahkan sampai turun temurun di lestarikan oleh trah keturunan. Perwujudan orang jawa dalam mensyukuri nikmat Tuhan dan memuji kebesaran nya dengan cara persembahan agung hasil panen/kerja mereka kepada Tuhan semesta alam.
Orang terdahulu sudah memahami bahwa seluruh alam ini memuji Tuhan dengan cara nya masing-masing. Dan mereka juga memahami bahwa di setiap makhluk hidup ataupun mati ( bagi pengetahuan umum) melantunkan pujian kepada Tuhan semesta alam untuk menyatu dengan cahaya-Nya.
Dengan keyakinan yang mereka sebut sebagai Kapitayan atau jika di jabarkan kurang lebih adalah penganut keyakinan tentang kesuwungan,dari sini bisa kita ambil pelajaran bahwa kesuwungan ini yang membuat kesadaran orang terdahulu masuk ranah pencerahan ilahi. Karena hanya di kesuwungan akan di temukan ketenangan sejati dan kedamaian seluruh makhluk.
Apa tujuan semua makhluk memuji Tuhan semesta alam?
Siklus berulang yang terjadi di semesta ini mengalami kehancuran dan perbaharuan untuk menjadi satu kesatuan cahaya ilahi.
Apa itu Cahaya ilahi?
Kita tidak menyadari bahwa seluruh semesta ini adalah cahaya ilahi. Semesta ini cahaya ilahi yang memadat dengan pola kecepatan nya sendiri. Sehingga mata kita tak mampu menjangkaunya,dan yang terlihat adalah pemadatan materi seperti yang alam yang ada di sekitar kita saat ini. Jika kita mendapatkan sedikit saja pencerahan untuk meneliti salah satu unsur yang ada di semesta ini dengan serius,maka material yang kita pelajari sampai tuntas akan berakhir menjadi material suwung yang kita namakan cahaya. kesimpulan nya adalah unsur apapun yang mewujud materi di alam ini,pada partikel terkecilnya sebuah serpihan cahaya ilahi. Jadi seluruh semesta ini adalah serpihan-serpihan cahaya ilahi yang melakukan misi nya masing-masing untuk menyatu dengan cahaya ilahi besar/sejati.
Tuhan semesta alam meliputi seluruh makhluk-Nya.
eng
240625
04.05
kulonprogo
Komentar
Posting Komentar