HU

Senja hari di sebuah warung kopi dekat pondok pesantren noto jiwo terjadi perbincangan kecil antara 2 santri dan 1 orang musyafir tua yang kebetulan sedang berhenti berjalan dan istirahat sambil menikmati wedang kopi.

Kedua santri itu mendekati musyafir tersebut, kedua santri itu sekar dan joyo.
sekar dan joyo mengucapkan salam kepada musyafir tersebut " Assalamualaikum wr wb ", musyafir itu tidak langsung menjawab tetapi menatap mereka berdua dari bawah sampai atas .
"Wa alaikum salam ,jawab msyafir tua sambil tersenyum menatap joyo dan sekar".
Boleh kami berdua duduk menemani ngopi disini mbah...saut sekar setelah salam nya di jawab ramah oleh musyafir itu.
"monggo silahkan....dengan senyum ramah khas dari wajah bersih berseri-seri nya,musyafir itu mempersilahkan mereka berdua untuk duduk bersama nya.

Saya sekar mbah...dan itu teman saya joyo...." sekar mengawali perbincangan dengan perkenalan.
Dengan tersenyum si musyafir menjawab " iya nak...nama yang bagus kalian berdua,kalau si mbah boleh kalian panggil mbah jebenk.

Kalau boleh tau,mbah jebenk dari mana asal nya? tanya joyo sambil menyala kan rokok,dan berharap dengan perbincangan panjang bermanfaat.

sambil tersenyum mbah jebenk berkata" saya dari pesisir selatan, dari daerah yang terpencil dan jarang kendaraan-kendaraan kaya disini lewat.

Terus mbah jebenk mau kemana? saut joyo penasaran dengan tujuan mbah jebenk.
Mbah jebenk terdiam sejenak,menyeruput kopi dan menyala kan rokok dengan pipa kayu warna hitam pekat nya, tatap mata nya menatap sekar dan joyo dengan tajam.." saya sedang menuju ke sumber segala Rasa nak..." jawab mbah jebenk tanpa banyak kata.

sekar dan joyo saling menatap kebingungan...
Sekar pun bertanya  " apa makna nya itu mbah? koq ada sumber segala rasa segala.....dimana pula itu tempat nya? koq saya baru dengar kata-kata ini ...."saya juga baru dengar mbah....susul joyo yang menguat kan pertanyaan sekar agar terjawab oleh mbah jebenk.

Mbah jebenk tertawa sampai air mata nya sedikit membasahi tepian mata nya......" ahahahahahahhaa.....anak muda seumuran kalian memang lucu-lucu nya ....

setelah berhenti tertawa ...mbah jebenk bertanya kepada kedua anak muda yang ada di dekat nya...." apakah kalian pernah makan buah apel?bagaimana rasa nya? dan bagaimana perasaan kalian saat memakan nya? apa yang kalian lakukan untuk bisa menikmati rasa nya?

pertanyaan yang terkesan mudah itu sempat membuat kedua anak muda ini berhati-hati dalam menyaring jawaban nya,sebuah pertanyaan yang simpel dan jawaban nya jelas ada di benak mereka tapi untuk mengutarakan nya menjadi ragu bagi mereka,karena yang bertanya bukan orang yang biasa pada umum ya.

Saya pernah mbah ...jawab sekar....dan yang saya rasakan berbeda-beda mbah...kadang manis kadang asam...saya sangat senang saja mbah saat memakan nya,karena enak buah nya,dari car mengupas nya...kadang juga langsung saya makan bersama kulit nya...yang pasti saya nikmati mbah...dari prosesnya sampai rasa nya dan akhir nya habis buah nya.Joyo yang merasa jawaban nya sama dengan sekar,hanya diam mengiyakan saja jawaban sekar.

sruuupppttttt,,,,,,

bunyi suara sruputan mbah jebenk menikmati kopi nya.....dengan sekali tarikan sedotan rokok nya....mbah jebenk mengatakan hal yang membuat kedua anak muda itu terbengong mendengarkan.
 " yang kamu katakan itu sangat benar sekali,karena itu pengalaman hidup mu saat memakan buah apel,dari semua proses mu tadi,jika saya tarik kesimpulan di dunia nyata,kamu menikmati sekali hidup dengan alur yang biasa km jalani,dan semua alur itu karena kebiasaan turun temurun dari orang-orang terdahulu kalian,tanpa kalian menemukan dari sebuah proses perjalanan hidup,hal tersebut sudah otomatis menjadi salah satu pelajaran wajib dari orang terdahulu kalian,tetapi orang-orang terdahulu kalian yang mengajari proses tersebut hanya untuk kaum penikmat zona nyaman.
Karena mereka hanya melalui proses yang sudah ada atau warisan turun temurun,ibarat proses memakan apel tadi,kalian hanya mengenal sebuah rasa tanpa mengetahui dari mana kan buah apel itu bisa sampai di hadapan kalian,hingga bisa menjadi proses yang kalian utarakan tadi. dan bagi kaum yang berada di zona nyaman,hal tersebut tidak akan pernah terbesit di pikiran dan hati mereka.karena bagi mereka proses yang kalian ucapkan tadi di anggap sebuah proses panjang yang menjadikan diri di tempa banyak keadaan untuk memakan buah apel itu,akakn tetapi mereka lupa bahwa sumber dari segala sumber nya terlupakan.

Makna dari itu semua adalah jangan lah kalian merasa telah memasuki perjalanan yang panjang dan dalam untul mengenal Sang Pencipta,karena penggalian diri tidak sesederhana kita mengupas apel,memakan dan merasakan nikmat nya,akan tetapi kita di wajib kan mengenal petani buah apel lalu kita mampu ngangsu kawruh untuk menjadi seorang petani untuk menemukan proses yang sejati dari atas zona nyaman yang di wariskan oleh orang-orang dahulu . dunia ini adalah lahan...keinginan dan semua yang terlihat adalah apel....bekerja dengan giat adalah pisau-pisau pengupas buah apel...kelalaian mu adalah ibarat saat kau makan,merasakan dan menikmati kesenangan manis asam nya apel....dan perjalanan mu mengenal alam ini dengan kemampuan spiritual dan keheningan sanubarimu lah yang di ibaratkan sebuah upaya mu untuk ngangsu kawruh menjadi petani ....orang yang tak lupa akan asal usul kehidupan nya....




7/3/2020  Jayeng















































Komentar

Postingan Populer