ILMU PARA PUJANGGA SEJARAH

PERJALANAN SYEKH SUBAKIR DI BLITAR




Blitar salah satu tlatah kekuasaan pengging jaman dahulu,yang memiliki kesuburan tanah dan juga mata air berlimpah. Dari alam nya yang mengeluarkan daya energi positip tinggi menjadikan blitar salah satu tempat untuk menaruh tantu-tantu atau pusat titik energi besar di tanah jawa. Pemilihan tempat- tempat untuk menancapkan rajah atau tumbal di tanah jawa sebenarnya sudah sejak leluhur kuno kita dulu titik-titik tersebut di temukan,generasi syekh subakir I sampai ke syekh subakir ahmad karim hanya menambahkan saja agar tetap kuat atau tetap aktif. Dari banyak nya tempat salah satu nya di blitar jawa timur,keberadaan sebuah kota kabupaten yang tergolong kecil namun mempunyai sejarah besar dan penting untuk nusantara dan tanah jawa khusus nya. Seorang alim turun dari sebuah kapal melihat-lihat suasana tempat yang baru saja dia datang i, ucap syukur pun beliau panjatkan kepada Tuhan karena telah sampai di tujuan dengan selamat. Beliau beserta sahabat-sahabat nya mulai berjalan menuku ke arah barat daya untuk menjalan kan tugas yang di berikan oleh guru nya yaitu kanjeng sunan kalijaga,pesan beliau untuk membawa segenggam tanah yang di berikan kepada ahmad karim dan mencari kesamaan dengan tanah dimana dia di tugas kan.

Setelah beliau berjalan hari demi hari melewati hutan dan juga sesekali bertemu perkampungan,namun belum ada yang bau nya atau energi nya sama satu selaras dengan tanah yang di bawa nya dari sang guru. Akhir nya beliau istirahat di sebuah lereng gunung,disana banyak bertemu dengan orang-orang pencari kayu bakar dan juga orang berburu. Dari orang-orang yang penasaran dengan beliau dan sahabat nya,banyak yang awal nya ngobrol biasa sampai akhir nya belajar ilmu agama,hingga dari mulut ke mulut ramailah orang-orang datang untuk belajar,untuk berobat dan juga untuk hajat lain yang sskira nya mampu ahmad karim tuntas kan. Sehingga daerah itu menjadi sebuah perkampungan kecil yang tadi nya hutan di lereg gunung menjadi ramai penduduk yang menjadi jamaah beliau. Setelah beberapa waktu beliau ijin melanjutkan perjalanan untuk menuntaskan kewajiban sebagai seorang santri,beliau meninggalkan sahabat-sahabat nya di tempat tersebut untuk menjaga keyakinan dan membantu orang-orang di sana.

Beliau pun melanjutkan perjalanan nya menuju arah selatan,semakin ke selatan beliau semakin merasakan energi selaras yang besar. Itu pertanda akan sudah dekat dengan tujuan nya. Tiba-tiba tanah yang di berikan oleh kanjeng sunan mengeluarkan bau semerbak wangi bunga berganti-ganti, ada melati,mawar,kenangan dan lain-lain. Beliau langsung duduk bersila memohon petunjuk Tuhan dan semesta raya.di dalam meditasi nya beliau mendapatkan pesan leluhur yang di tinggalkan di lokasi tersebut, sebuah kisah perjalanan panjang seorang ulama sepuh berganti seorang resi tua dan juga perjalalan dari guru nya yaitu kanjeng sunan kalijaga dan ada satu orang berjubah cerah di samping kanjeng sunan. Tata cara melakukan rajah dan tumbal pun lengkap di dapatkan nya di dalam meditasi wirid beliau. Sampai selesai memahami pesan yang di tinggalkan oleh leluhur tentang sebuah perjalanan dan juga ilmu manfaat dari beliau-beliau, ahmad karim pun mantap bahwa di sini lah lokasi yang di maksudkan guru nya. Beliau mulai mencari bahan untuk mengkatifkan tumbal yang dulu sudah pernah di pasang oleh pendauhulu nya,dan juga menambah kan beberapa mantra dan rajah untuk menguatkan energi yang ada di tempat tersebut.

Tempat yang mirip sebuah potongan puncak gunung itu berada di tengah hutan,yang dari atas nya beliau bisa melihat sekeliling belantara yang dia lewati sebelum nya untuk menuju ke bukit yang kini dia duduk i. Beberapa waktu beliau di atas bukit itu untuk mengambil beberapa daya sejati yang ada. tiba-tiba beliau melihat sinar berwarna hijau,kuning emas dan putih, penasaran dengan hal itu maka beliau pun berjalan turun dan mulai berjalan menuju ke arah 3 sinar yang seakan memberi nya tanda agar datang. melewati hutan yang sesekali beliau temukan puing-puiang batu bekas percandian kuno,dan juga beberapa sumber mata air jernih yang mengalir deras,sungguh tempat yang sangat terberkati dalam batin beliau. Akhir nya sampai di sebuah bangunan kuno yang berada di pinggiran telaga, disitu terdapat 3 buah batu hitam di tengah anatara nya terdapat batu kuning lempeng tertutup daunan,bangunan dengan atap yang langsung bisa menatap langit dengan di himpit pohon jenar dan pohon mojo, di sekitar telaga ada sebuah batuan gunung besar menambah syahdu pemandangan dan juga suasana nya.

Beliau pun mendekati batu 3 tersebut karena batu itu lah yang dari gunung gede memancarkan sinar 3 warna dan menarik beliau untuk datang. Ssperti yang biasa nya di lakukan dan di ajarkan oleh guru nya yaitu kanjeng sunan kalijaga,beliau pun duduk semedi untuk menggali pesan dan ilmu yang ada di tempat tersebut. Begitu kaget nya beliau mendapatkan berlimpah-ilmu ilmu sepuh dan juga mengenal perjalanan guru nya yang mendampingi senior beliau dalam mewujudkan ketawadu’ an. Setah di rasa cukup beliau pun meletakan sebuah tulisan di antara baru tersebut sebagai tanda terima kasih dan tanda beliau pernah sowan ke petilasan guru nya. Mulai berangkat lah beliau kali ini menuju ke tempat awal dimana sahabat-sahabat nya di tinggalkan untuk menjaga orang yang belajar tentang agama kepada beliau, menuju ke arah timur laut beliau melewati beberapa bangunan tinggi yang mulai roboh ke bawah,dengan ukuran yang panjang dan juga beliau melewati sebuah bangunan besar tertimbun tanah separo. Sesampai nya di tempat pertama beliau mengenal banyak orang, ada sebuah batu gunung besar yang berada di sekitar kediaman beliau,dengan ketrampilan beliau yang juga pernah belajar memahat waktu di demak tepat nya jepara maka batu itu di pahat dengan tulisan-tulisan indah,sebagai bukti ajaran dan keberadaan beliau beserta sahabat-sahabat nya di tempat itu. 

Beberapa tahun beliau di tempat yang sekarang blitar nglegok,beliau merasa wkatu nya untuk kembali ke demak dan sudah cukup mampu untuk di tinggal kan jamaah yang ada di situ berjalan sendiri dan mengembangkan ilmu nya untuk lebih bermanfaat di kemudian hari.
Beliau pun merajah sumber dandang yang ada di sekitar kediaman nya dengan doa-doa baik agar suatu hari kelak semua yang ter aliri oleh sumber dandang pertapaan beliau tersebut, akan mampu menjadi sebuah peradaban yang makmur dan nyaman. 

Beliau pun kembali ke demak dan mempunyai kisah lain dengan gelar sematan nama yang lain pula. Syeh ahmad karim adalah menantu juga murid kanjeng sunan kalijaga yang masih merupakan keturunan dari syekh subakir I 


Jayeng 19/01/23

Sumber :
babad pengging
Babad blitar sejarah
Sejarah kab. Blitar
Spirtual diri
Babad bobodo
Babad cirebon
nirisruti
 
" TEMPAT YANG TEPAT,AKAN MEMBUAT PENCERAHAN SPIRITUAL YANG KERAMAT " 
TEMPAT YANG SALAH,MEMBUAT JIWA PENUH AMARAH"

<Syekh Sitijenar : suluk pepadang jabranta / kemlaten cirebon>

Komentar

Postingan Populer