UTUSAN TUHAN

Assalamualaikum.... rahayu salam sejahtera kita semua ..Om swastiastu namo budaya ...

Kami beberapa hari kemarin bertemu dengan seorang guru dan banyak menimba kawruh pangilmu, dan akan kami sajikan kawruh beliau lewat tulisan kami hari ini.

Sore itu di bawah gunung merapi yang elok dengan kegagahan nya kami bertemu dengan seorang pelaku spiritual yang sedang melakukan ritual di maqom seorang wali ternama di nusantara. Dengan keheningan dan di bumbui suasana sejuk segar pegunungan,bukit turgo yang menjadi maqom Syeh jumadil qubro semakin terasa nyaman untuk semedi.

Ditengah perjalanan menuju puncak bukit turgo,kami bertemu dengan peziarah tunggal hanya berteman tongkat di tangan nya. Peziarah itu menarik perhatian kami,beliau yang sedang duduk istirahat pun kami dekati. " assalamualaikum ... kami menghaturkan salam kepada beliau sembari duduk di sebelah nya. " wa alaikum salam ... jawab beliau dengan wajah tersenyum lembut menenangkan hati. " sendiri saja pak..." tanya kami untuk mengakrabkan suasana. " iya ... lebih nyaman sendiri kalau berziarah " jawab beliau sambil melempar senyum yang dari tadi menghias wajah nya. " lho ..bukan nya enak kalo rame-rame pak,ada temen biar tidak nglangut " balas kami penasaran. Beliau memandang langit sejenak ... " saat kita akan sowan ke leluhur,lebih nyaman kalau sendiri,karena di saat kita masih merasa betah dan nyaman di sana,tidak keburu dengan teman yang lain,karena kita mempunyai wadah menerima kenyamanan di maqom itu tidak sama kadar nya." jawab beliau sambil memandang kami dengan pandangan tegas.
belum juga kami berkata-kata,beliau sudah menambahkan lagi " ketika samadi di tempat yang pernah menjadi maqom seorang petapa,jangan terburu-buru dengan nafsu angan semata,karena jika kita tidak mampu mengambil hikmah karomah dan peristiwa yang ada di tempat tersebut,maka hanya akan mendapat capek dan cerita belaka." serentak kami pun seperti tertampar ketika mendengar beliau berkata seperti itu. 

Di tengah kami yang saling memandang satu sama lain,beliau berdiri sambil berkata " mari jalan lagi,mau barengan atau sendiri-sendiri? " sontak kami pun menjawab " barengan pak " . 

Tak lama kami bersama beliau sudah sampai di puncak,di sana kami duduk di pinggiran tangga sambil melihat apa yang beliau lakukan di maqom syeh jumadil qubro,karena kami penasaran dengan penjabaran beliau tadi waktu istirahat. Dari semua yang kami lihat,ritual beliau tidak lah beda dengan kami atau pun peziarah pada umum nya,menyalakan dupa wewangian,membawa bunga dan membaca doa-doa,setelah itu meditasi sebentar lalu rokok'an. Hampir tidak ada yang beda atau istimewa. beliau sudah turun dari maqom dan duduk rokok'an di samping,kami pun gantian melakukan ritual ziarah. setelah kami selesai langsung mendatangi beliau yang lagi merokok sambil melihat pemandangan kota di bawah gunung.

Kami pun mengeluarkan bekal dan juga rokok pasti nya dan berbagi dengan beliau juga. Karena penasaran akhir nya kami memberanikan diri untuk bertanya " pak..kami lihat tadi bapak ritual ziarah nya sama saja dengan kami atau pun peziarah pada umum nya,terus yang membedakan agar kami mampu mengambil akromah hikmah peristiwa itu bagaimana?" beliau hanya tersenyum sambil menghisap rokok nya memandangi kota yang mulai kerlap kerlip karena malam mulai datang. " di setiap maqom itu ada rahasia yang terkandung di dalam nya,apabila kalian tak mampu membedah rahasia itu maka akan sangat percuma perjalanan spiritual kalian".  kata beliau dengan pelan tapi mengena. " bagaimanakah kita mengetahui rahasia tersebut pak,apakah ada wirid khusus atau kah lelakon sebelum kami berziarah kemana-mana?" beliau tertawa kecil sambil mengetuk langse rokok. " sebelum saya jawab,tau kah kalian dimana makam beliau Syeh Jumadil Qubro? kenapa kalian sowan kesini? di semarang ada dan tidak usah susah- susah naik gunung,di mojokerto ada dan masih banyak lagi,bahkan lokasi nya tidak repot". kami pun saling memandang dan diam tanpa jawaban. 

" yang menilai tentang perkembangan spiritual mu adalah dirimu sendiri, kenyamanan mu adalah spiritual mu pribadi,dengan melakukan sesuatu atau tanpa melakukan sesuatu,semua hal tentang keilahian adalah perjalanan diri mu denganNya,akan tetapi untuk mengetahui rahasia-rahasia semesta kalian menbutuhkan jembatan agar kalian tidak jatuh di dalam gelap nya jurang keegoan. Apakah jurang keegoan itu? yaitu keadaan merasa yang paling... paling...paling... sehingga darah kesombongan mengalir dengan deras memenuhi isi raga dan membutakan pintu-pintu kebatinan keilahian. jiwa tenang seorang pelaku spiritual akan mampu membedah keadaan semesta melalui samadi-samadi nya,maka tajam kan pikir dan lunakkan hati untuk mengasah jiwa menjadi jernih. kalian sudah dewasa dan jalan keilahian mengenal pada Tuhan hanya butuh ketauhidan dan kefokusan diri". ini jawaban pertanyaan kalian tadi.  kemudian pertanyaan yang saya berikan ke kalian tadi,karena tidak ada yang mejawab,maka akan saya jabar kan sedikit,perhatikan baik-baik dengan seksama. Semua maqom atau makam yang telah ada dan di lestarikan oleh masyarakat,semua nya benar. yang membedakan hanya isi dari maqom atau makam itu sendiri. yang di maksud isi bukan jasad melainkan rahasia yang di letakkan oleh beliau-beliau dulu sebelum menyatu dengan cahaya ilahi. jadi singkat nya setiap maqom atau makam mempunyai pangilmu atau kawruh sendiri-sendiri dan bagi yang memahami dan mampu mengambilnya,maka spiritual nya memasuki level ad dunya wal akhirot. Itu semua merupakan rahasia-rahasia maqom dan makam seorang shalih terdahulu,mereka menyimpan semua pangilmu dan kawruh di maqom-maqom nya."  itu kalian pelajari pelan-pelan,andai kalian belum memahami maka wajib bertanya dengan mursyid,karena sebaik-baik ilmu adalah melalui guru yang bersanad. dan jangan mudah menuruti ambisi keegoan hanya karena ingin di Wah oleh manusia. ' kami hanya mengangguk mengiyakan semua yang beliau katakan,tanpa kata"

Beliau akhir nya turun bukit,dan kami melihat nya dari atas dengan rasa terima kasih yang sangat besar. beliau adalah utusan Tuhan untuk menegur kami agar tidak asal ziarah tanpa tau disana mau ngapain. selang sebentar kami pun menyusul turun karena malam semakin pekat dan dingin semakin mencekam munusuk tulang.


"SEMUA NYA ADA KARENA ALLAH
SEMUA NYA TIDAK ADA JUGA KARENA ALLAH"





jayeng 11/09/23

18.11

 


Komentar

Postingan Populer