JEDA
JEDA
Kita butuh jeda, dalam hal apapun dalam menjalani hidup
ini,kita butuh jeda.
Seorang pelaku spiritual akan mengalami proses penempaan
diri yang luar biasa,karena daya energi dalam diri nya akan memancarkan
gelombang besar,yang dimana daya itu akan mampu menekan lingkungan sekitar nya.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Di dalam diri setiap manusia mempunyai daya murni yang bisa
di munculkan dengan cara menempa raga,karena di saat raga masih tebal
menyelimuti atau menutupi daya murni yang ada di dalam diri kita,maka kemampuan
alami kita tidak akan keluar. Potensi setiap manusia yang tersembunyi tersebut
mampu mengubah kehidupan menjadi sesuai harapan,asal kan daya energi murni nya
selaras dengan daya alami semesta.
Leluhur kita jaman dahulu mampu menyelaras dengan alam
dengan cara penempaan yang luar biasa,sehingga masa sebelum dan yang akan
datang mampu di akses nya. Bukan hanya untuk bonus-bonus kemampuan seperti
itu,akan tetapi beliau-beliau mampu mengenal diri nya melalui lelaku tersebut. Beberapa
tempaan yang di lakukan dengan cara bertapa,puasa,tidak tidur,melakukan
perjalanan suluk,kungkum,dan masih banyak lagi, sesuai petunjuk dari guru nya
masing-masing.
Leluhur kita membuat sebuah tulisan-tulisan sebagai petunjuk
untuk anak cucu sekarang agar mudah mengikuti jejak para leluhur nya,akan
tetapi dengan gaya penulisan yang penuh sandi dan teka teki,malah menjadikan
anak cucu sekarang bingung dan masing-masing mempunyai penafsiran nya sendiri. Dan
dampak nya bukan menjadikan ketentraman diri dan semesta ini,malah membuat
kacau keadaan,karena energi daya yang di tafsirkan belum sesuai dengan apa yang
di maksud kan leluhur yang menuliskan kitab tersebut. Kekacauan-kekacauan itu
terjadi karena spiritual yang kurang menyelaras sempurna di dalam diri pelaku
spiritual,dan mengakibatkan chaos di dalam wadah atau diri nya.
Banyak yang belum memahami tentang untuk apa menapak tilas
leluhur,dan terlalu banyak manusia yang merasa telah mampu menguasai lelaku
dari leluhur nya,tanpa di kaji dengan kedalaman rasa,hanya di pahami dengan
akal saja,alhasil rekayasa dari akal yang sifat nya panas mampu membakar seisi
pengetahuan murni sanubari.
Jeda adalah spasi dalam hal apapun,kita harus mampu membuat
jeda di antara semua yang kita lakukan,entah itu perjalanan spiritual atau pun
ketika kita menjalani hidup di dunia ini. Fungsi jeda inilah yang mampu
menyelaraskan chaos diri kita saat menerima banyak nya daya positip dari
semesta ini. Saat kita menapak tilas leluhur akan banyak energi kebaikan yang
masuk ke dalam diri,yang jika tidak di selaraskan nya dengan daya alami diri
kita,maka akan menimbulkan dampak yang luarbiasa bagi diri sendiri dan juga
kehidupan di sekitar kita. Sowan ke leluhur atau menepi untuk mencari
ketenangan batin diri,tidak secara langsung akan menghasilkan sesuai harapan
kita,karena segala sesuatu yang datang nya dari luar lalu di masukan kedalam
diri akan mengalami chaos dulu,jika kita mampu menyelaraskan nya maka akan
menjadi sebuah berkah yang sangat besar dan bermanfaat,tetapi kalau kita tidak
mampu menyeleraskan nya maka akan menekan daya murni kita dan juga menekan
sekitar kita. Sering cemas,bingung,kebencian tak berujung,ketakutan dan sering
marah tanpa alasan itu beberapa ciri keselarasan nya dengan alam ini masih
kurang,sehingga perjalanan nya nguri-nguri petilasan para orang-orang hebat
dahulu bukan memberi berkah malah menimbulkan musibah bagi diri dan sekitarnya.
Dalam hal pemahaman jeda ini di butuhkan guru yang
benar-benar bisa menuntun dan juga mempunyai kesanad an ilmu yang jelas,jangan
menuruti hasrat terlalu berlebihan dalam mencari ilmu,karena hasrat bisa
menjadi nafsu keinginan,dan juga bisa menjadi doa harapan,semua pilihan ada di
kita sendiri untuk memilih jalan itu,maka dari itu tenang kan jiwa,rileks kan
raga,heningkan akal,bershkan sanubari,maka akan menemukan petunjuk secara alami menuju ke ritme jeda kita
masing-masing. Jangan salah dalam mengambil jeda,karena sebuah lagu akan
terdengar kacau bila jeda ritme nya tidak sesuai irama.
Jayeng 4/10/22
Suren 11:27
Njih Mbah,,,
BalasHapussendiko
BalasHapus