CAHAYA KETUHANAN

Assalamualaikum .. Rahayu ... salam sejahtera salam kebajikan salam keselamatan. 

Setelah berjeda sesaat dalam perjalanan,kami hadir kembali untuk menyapa anda semua,dan juga ingin menggoreskan bait demi bait kisah perjalanan kami beberapa hari lalu. Ada pengalaman kami yang kebetulan sempat terjadi beberapa waktu lalu di lingkungan sekitar,yang dari pengalaman tersebut terdapat hikmah yang sangat besar dan bermanfaat bagi kami. Karena menurut kami sangat bermanfaat maka hal baik ini akan kami bagi kan semoga saja bermanfaat untuk semua.

Di awali saat kami mulai perjalanan mencari sejarah salah satu tokoh pendiri desa,yang dimana orang-orang di desa itu tak ada yang tau sejarah beliau. Kami bertemu dengan warga dan juga kepala desa bersama jajarannya. Kami mulai menelusuri jejak beliau lewat metode-metode yang selalu kami gunakan,yaitu 1. tutur tinular masyarakat 2. artikel-artikel umum 3. spiritual. Antusias kepala desa terkait penelusuran sejarah desa nya sangat besar,kami di sediakan tempat istirahat dan juga fasilitas-fasilitas lain. 

Singkat cerita hasil penelusuran dan penelitian kami telah selesai. Kami ceritakan secara detail tentang beliau siapa,asal darimana dan ketika di desa tersebut beliau memberikan manfaat apa. Kepala desa dan warga pun sepakat dengan legowo menerima hasil jerih kami. Setelah semua selesai dan kami pun mengadakan syukuran yang di hadiri warga dan juga orang-orang yang gemar budaya sebagai wujud syukur kami atas kemurahanNya dan kebesaranNya. Kami memutuskan untuk tinggal beberapa hari lagi di desa itu,untuk menyelesaikan beberapa hal terkait sejarah desa untuk di ketahui kedinasan kabupaten wilayah tersebut.

Poskamling sebelah kantor desa terlihat ada 3 orang yang sedang piket kampung sambil mainan catur,karena kami juga tidak ada kegiatan di malam itu,maka kami putus kan untuk gabung sinambi ngobrol,siapa tau ada perkembangan baru. Obrolan malam itu banyak memberikan informasi tentang desa dari sudut pandang warga,dan juga menambah wawasan kita di bidang pertanian yang merupakan keahlian masyarakat desa tersebut. Malam semakin larut,pembahasan sudah mulai kemana-mana kemudian salah satu bapak yang ada di situ bercerita tentang salah satu perkumpulan warga yang ada di desa itu yang di bentuk oleh pondok pesantren sebagai perkumpulan santri-santri yang tidak setuju dengan sejarah desa yang kami tuliskan. Dan juga beberapa peninggalan berupa batu juga nisan bagi kelompok itu di anggap syirik musrik dsb.

Dari cerita bapak poskampling perkumpulan santri-santri itu merasa bahwa mereka paling benar dan paling suci,karena keseharian mereka yang selalu solat tepat waktu,membaca kitab suci tiap hari dan kegiatan-kegiatan rohani lain nya. Jadi mereka memandang orang lain yang tidak se frekuensi dengan mereka adalah salah,kotor dan tidak benar. Hal itu mereka sebar kan terang-terangan di saat khotbah jumat di masjid desa,mendengar cerita seperti itu kami pun ikut prihatin. Saat kami bertanya tentang bagaimana masyarakat menyikapi hal seperti itu,mereka pun memberi jawaban yang luar biasa,bahkan di luar ekspetasi kami. Jawaban mereka "selama kita tidak mengganggu kegiatan mereka,kita tetap berjalan dengan seadanya apa sekarang,karena jika kita membenci mereka maka kita sama saja terbawa arus kebencian yang mereka tebarkan,seandainya mereka tau bahwa di dalam dirinya juga diri kita terdapat cahaya ketuhanan yang sama,kita yakin tidak akan ada kebencian yang terlontar di antara sesama" . Mendengar jawaban tersebut seketika kami tersentak dan terdiam,karena menurut kami warga desa malah lebih menguasai ilmu ketuhanan daripada santri-santri yang menebar kebencian karena menurut nya paling benar. Dari apa yang di katakan salah satu bapak di pos itu,menjadikan pembelajaran bermanfaat bagi kami semua. karena sudah larut maka kami pun kembali ke penginapan desa yang di berikan kepala desa kepada kami,dan esok nya kami pun kembali pulang ke rumah.

Pelajaran yang dapat kita ambil adalah bahwa setiap mahkluk hidup ciptaan Tuham semesta alam,mempunyai cahaya ketuhanan di dalam sanubari nya masing-masing. Disaat kita membenci maka akan kita pantulkan kebencian yang sama,apabila kita mengasihi maka akan kita terima kasih sayang saya setimpal. Cahaya akan memantul di cermin,seperti hal nya raga kita yang memancarkan cahaya sesuai apa yang kita tebarkan. 


jayeng 210623
11.03
 

Komentar

Postingan Populer