" MUSYAFIR" ( RASA KAN ALIRAN DARAH MU )
Julukan yg sering di semat kan bagi para pencari Tuhan
dengan cara berkelana mengelilingi pulau demi pulau dengan mengemban sebuah
keyakinan dari seorang Guru yg di yakini nya masing-masing dengan berbekal ilmu
pengetahuan yg sudah di peroleh nya.
Seorang murid yg di percayakan guru nya untuk suatu
pencapaian melalui jalan musyafiran kadang masih belum memahami untuk apa
dirinya menjalani amanat dari guru nya tersebut,maka dari itu kadang ada yg
sampai bertahun-tahun menjalani nya akan tetapi ada pula yg hanya sebentar
sudah menemukan hidayah dan selesai misi
nya tersebut.
Sangat di sayangkan untuk seorang musyafir hanya mendapatkan
lelah bertahun-tahun perjalanan suci nya karena masih diselimuti dengan
angan-angan keduniawian nya serta masih tebalnya dinding-dinding penyekat di
tepi hati nya hingga menutupi hidayah-hidayah yg akan masuk ke sanubari nya,yg
menjadikan petunjuk-petunjuknya untuk melakukan misi pencariannya tersebut.
Setiap Guru/Mursyid yg waskito dan ingin seorang murid nya
meningkat level kerohanian nya biasa nya di terjunkan langsung ke dalam “kawah
condrodimuko” atau dunia nyata kehidupan dimana akan bertemu dengan berbagai
makhluk Tuhan yg berbeda-beda bentuk dan sifatnya,di maksud kan agar bisa
memahami rasa makhluk selain diri nya sendiri.
Bagi kaum awam mungkin apa yg dilakukan seorang musyafir
adalah suatu kegiatan yg menyia-nyiakan hidup nya di dunia karena terkesan
seperti orang gila,karena berjalan kesana kemari terkesan seperti tak tau arah
tujuan nya,namun bagi seorang musyafir yg sudah “meneb anteng” hal itu akan
menjadi sangat menyenangkan bagi nya,karena serasa alam se isinya menyelaras di
dalam diri pribadinya dan serasa tiada sekat menuju ke Ilahi secara rohani di
saat jasmani berjalan mengikuti rasa sejati sanubari.
Hakekat seorang musyafir dalam pencarian nya sebenarnya
adalah memahami tiap-tiap keinginan nya sendiri atau bisa di sebut juga
mempelajari “jagad cilik lewat jagad
gedhe” ,arti nya bahwa mempelajari atau belajar mengenal diri sendiri lewat
jalan mengenal alam sekitar nya,secara singkat penjelasan nya yaitu dengan
mengenal alam sekitar di harapkan agar bisa menumbuhkan karakter yg lebih mawas
dan lebih bisa merasakan rasa makhluk lain,yg selama diri masih berselimut raga
tiap mahluk Tuhan akan hidup berdampingan,melalui sebuah perjalanan itu hati
dan alam piker akan selaras karena ketengan alam yg memberikan energi positip
ke setiap hembusan yg keluar masuk di dalam raga.
Setiap urat otot yg mengalirkan darah atau sebagai jalan
darah merupakan jalur deras semua hawa yg menuju ke organ-organ tubuh dan
berproduksi menjadi berbagai kebutuhan raga kita,dari segi pengetahuan umum dan
segi spiritual harus mampu di selaras kan agar bisa membuat seimbang perputaran
kepahaman diri sendiri,karena kepahaman tanpa ada praktek akan hilang dan
tertumpuk dengan hal baru yg seiring waktu demi waktu selalu dating baru.
Di dalam darah ada partikel-partikel kecil yg ada karena
asupan makanan yg kita makan,tubuh kita menerima atau menyelaraskan nya menjadi
apa nanti nya di dalam raga itu tergantung kita juga dalam memproses setiap
tahap bertahap nya,setiap makanan yg masuk ke dalam raga bisa membentuk
karakter seseorang jikalau dikonsumsi secara terus –menerus,karena setiap Dzat
mengandung pola sifat dan karakter yg bisa menyelaras,memisah dan merusak system
partikel yg sudah ada .
Jadi di halaman singkat tulisan saya ini menjadi kesimpulan
bahwa seorang musyafir itu harus tau kalau diri nya berjalan itu bukan
semata-mata hanya belajar tentang alam akan tetapi belajar mengenal diri nya
sendiri melalui setiap langkah demi langkah nya berjalan,dan dapat mengisi raga
nya dengan kasih sayang melebihi makhluk yg lain nya,dan bisa mempunyai hati yg
seperti samudra luas penuh dengan kerendahan hati.
Sampai jumpa di halaman berikut nya.
Komentar
Posting Komentar