GALIH KANGKUNG / Sang Murbeng Jagad

Di pinggiran sebuah danau di daerah Sragen ada sebuah pesantren dengan sorang mursyid yang sudah cukup tersohor nama nya di beberapa pulau di indonesia ini,suatu ketika mursyid ini ingin menguji tingkatan santri-santri nya dengan cara memberi tugas 2 orang santri yang di anggapnya sudah waktu nya untuk naik ke level yang selanjutnya.
" kang umar sama kang indro ...kemari kalian berdua " sang mursyid memanggil kedua santri yang dari tadi sedang asik ngobrol di teras masjid.
Umar dan indro pun sendiko dawuh sesegera mungkin menuju arah panggilan dari mursyid nya....
" sendiko dawuh guru.."kata mereka serempak
sang mursyid tersenyum " kalian berdua sudah waktu nya mengamalkan semua apa yang kalian dapat di pesantren ini,tetapi sebelum kalian turun terjun langsung ke masyarakat luas,ke lingkungan yang sebenarnya untuk memberikan pengetahuan ilmu yang kalian dapat,aku tugas kan dulu kalian berdua ke bukit tengah danau itu 7 hari tujuh malam" sang mursyid diam sejenak sambil melihat reaksi kedua santri nya.
Kang umar yang menjadi salah satu contoh dan selalu menjadi imam di pesantren menjawab dengan tegas dan percaya diri " siap guru...saya yakin akan mampu menjalani dawuh dari guru sampai tugas selesai"
Lain hal nya kang indro yang di pesantren tugas nya sebagai pembuat kopi dan masak di dapur untuk kebutuhan orang-orang di pesantren,sang mursyid dan untuk tamu yang datang ke pesantren untuk berhajat, " sendiko dawuh guru ..." dengan nada yang biasa namun penuh dengan ketoat an.
" bawa kan aku GALIH KANGKUNG dari pulau tengah danau itu,bawa ke sini" kata sang mursyid sambil meneguk kopiyang ada di depan nya .
Kedua santri pun saling menatap kebingungan...." Kangkung apa ada galih nya guru??tanya umar dengan nada datar seolah semangat dan rasa percaya diri nya tadi lebur.
Sang mursyid menatap kedua santri nya , setelah terdiam cukup lama diapun berkata " Jawaban nya akan kau temukan disana,jika sudah kalian temukan segera bawa kemari" sang mursyid berdiri dan masuk ke dalem palenggahan meninggalkan mereka berdua.
Segera mereka berdua berkemas mempersiapkan semua kebutuhan yang di perlukan untuk mereka berdua selama 7 hari itu.
Setelah menyebrang dengan "gethek kecil" perahu kayu kecil untuk mencari ikan nelayan kampung,sampai juga mereka di pulau kecil di tengah danau tersebut.
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya umar ke indro yang sedang menurun kan barang-barang dari perahu," aku akan keliling pulau sambil meneliti satu persatu kangkung yang ada di sini".
"hahahahaha....kamu itu lugu sekali ndro..ndro...."saut umar sambil terbhak-bahak,maksud guru itu hal yang ghoib ndro...km harus nya paham...ya sudah kita masing-masing pakai cara kita sendiri.
Kalau kamu,apa yang akan kamu lakukan? tanya indro "aku akan puasa,sholat malam dan wirid an sampai dapat hidayah " saut umar dengan sedikit sombong karena menilai indro tidak tau maksud guru mereka.
Tak terasa sudah hari ke 7 mereka di pulau itu,umar yang persiapan untuk berbuka puasa di hari yang pungkasan merasa semua yang di lakukan nya tak menemukan hasil,di tambah dia sakit panas di badan nya karena memaksakan diri siang puasa,malam nya bergadang wiridan sama semua sunah-sunah malam di jalani nya, " ndro..ndro..kamu dimana?? teriak umar mencari indro yang dari awal terpisah dengan nya karena indro memutuskan untuk berkeliling pulau mencari kangkung satu persatu.
Tak lama kemudian indro di keremangan malam muncul di hadapan umar " assalamualaikum ..." umar kaget karena indro datang tiba-tiba " wa alaikum salam....sini ndro duduk..aku buat kopi..di minum ini" kata umar sambil menyodorkan kopi di gelas plastik yang di bawa nya di perbekalan mereka.
" apa yang kamu dapatkan ndro? tanya umar sambil meneguk kopi nya..." nihil mar...gak ada kangkung yang ada galih nya,tapi aku merasa di sini nyaman...aku bisa semakin merasakan semua yang ada di dalam diri ku adalah alam ini sendiri...." cerita indro dengan wajah berseri-seri.
" maksud kamu apa ndro? aku disini malah sakit,semua kulakukan dari puasa sampai sunah malam semua tak lakukan,hidayah pun tak kunjung datang....kamu kurang serius dengan dawuh dari guru kita" jawab umar sedikit menekan indro yang terkesan maen-maen di mata nya.
"aku belum mampu seperti mu mar....kalau aku ikut cara mu dari awal kita tiba di sini,mungkin aku bakal lebih sakit dari pada kamu,karena aku belum merasakan nyaman nya ibadah dengan cara seperti yang kamu lakukan,aku merasa nyaman dengan mengisi hati dan pikiran ku dengan mengingat nama Tuhan di setiap aku melangkah dan bernafas,itu hal paling nyaman yang aku lakukan setiap hari nya,dan tak beda yangaku lakukan di pulau ini,dengan kenyamanan itu aku merasa kalau Tuhan Maha Besar ,semua yang di pulau ini terasa menyambut ku dengan kasih sayang....aku merasa nyaman di sini hanya dengan hal itu kang".

"Hal itu benar ada nya...tiba-tiba mereka berdua di kagetkan dengan suara yang datang dari kegelapan,suara yang tak asing di telinga mereka.
serentak mereka langsung menyambut tangan sang mursyid dan menciumi nya....
"Guru ...saut mereka sambil menciumi tangan sang mursyid"
" kalian ku tugasi ke sini mencari Galih Kangkung untuk melihat taraf kedewasaan rohani kalian,apa yang kalian lakukan sudah benar,tetapi ada yang perlu di tambahkan biar menjadi komplit,yang kamu jalani dengan tirakat laku sudah benar umar,tetapi kamu masih salah tujuan dalam menjalani nya,dan apa yang kamu lakukan dengan kenyamanan mu pun sudah benar indro,tetapi kamu belum mengunci rasa itu untuk bisa kau bawa keluar dari pulau ini,karena banyak orang yang lelaku hanya merasakan nyaman nya tempat yang dia datangi,setelah pergi rasa itu hanya jadi kenangan dalam bercerita,dan tidak mampu menembus rasa sejati yang ada di relung hati sanubari,kalian harus banyak belajar lagi untuk lebih mengetahui semua rahasia di alam ini,segera lah berkemas dan kembali ke pesantren..." sambil berpaling berjalan menuju kegelapan sang mursyid mninggalkan kedua santrinya.
Umar dan indro yang selesai berkemas dalam sekejap hendak menyusul gurunya,akan tetapi mereka kebingungan karena seakan-akan guru nya tak pernah datang ke pulau itu,sang mursyid menghilang seketika di balik hadapanmereka berdua saat berkemas .


" Ketinggian Ilmu tidak dapat kau nilai....bahkan tak bisa kau bandingkan dengan pola pikir akal manusia,Ilmu datang karena Tuhan menghendaki,bukan karena manusia menjalani sesuatu"

dhaeng 01/06/18



Komentar

Postingan Populer