RAHASIA SERAT DEWA RUCI

 Assalamualaikum.... sahabat blog suluk mahesa sekar,salam sejahtera dan sehat selalu. Kali ini kami akan menulis tentang perjalanan spiritual seorang ksatria pendawa yang sedang mengalami proses peningkatan jiwa spiritual nya. Bima yang sedang galau gundah gulana karena jiwa murni nya sedang menarik nya untuk menaikan level spiritual nya,beliau merasakan gejolak luar biasa untuk melakukan sebuah perjalanan menuju pengenalan diri sejati dan Sang khalik.

Kebingungan nya pun akhir nya dia utarakan ke guru nya,dengan tujuan agar di berikan petunjuk pencerahan tentang perasaan yang di rasakan saat ini. Kegundahan bima pun di jadikan kepentingan oleh pihak yang membenci nya,melalui guru nya bima para kurawa memaksa sang guru agar menjerumuskan bima ke dalam lubang kematian dengan lewat wejangan-wejangan sang guru. 

Cerita tentang serat dewa ruci sudah banyak sekali di tulis di buku-buku dan juga internet. Maka dari itu kami hanya mengulas sedikit,karena tulisan kami kali ini bukan menceritakan kisah perjalanan bima dan dewa ruci nya akan tetapi lebih membahas soal rahasia yang terkandung di dalam kisah populer tersebut. Serat dewa ruci di tulis oleh sunan kalijaga dari buah perjalanan spiritual beliau sendiri yang di tuang kan di dalam serat tulisan indah dan juga pagelaran wayang agar mudah di pahami dan di pelajari makna pun hikmah nya. Pengisahan tokoh dan juga isi dari serat dewa ruci mampu menggugah jiwa-jiwa tertidur pada insan yang mengalami titik bingung dalam spiritual nya. Salah satu tujuan di tulis nya serat dewa ruci ini agar pelaku spiritual yang berada di fase bingung dalam pencapaian nya,merasa sudah melakukan banyak hal akan tetapi tidak tau kemana ujung perjalanan spiritual nya, nah suluk ini sangat menginspirasi. Serat dewa ruci juga merupakan penjabaran gamblang tentang suluk linglung sunan kalijaga,maka bagi para pelaku spiritual sudah pasti sangat menyukai kisah dewa ruci.

Gundah di dalam pertapaan atau meditasi merupakan hal yang biasa,bahkan hal yang bagus apa bila menemukan fase tersebut. Bima menemui fase gundah lalu beliau mulai meraba dan bertanya pada akal pikiran nya. Dimanakah Sang Pencipta? siapakah diri sejati nya? pertanyaan bima kepada akal pikiran nya sendiri pun di jawab dengan banyak teka -teki pikiran yang datang silih berganti di kepala nya.

Tugas mencari GUNG SUSUH ING ANGIN

Gung susuh ing angin merupakan sarang atau tempat angin berkumpul, ini merupakan ilmu dasar para pelaku spiritual yang kerap di lakukan pada saat mencari keheningan di suatu tempat. Akan tetapi banyak yang terjebak di fase pernafasan ini,mereka merasa bahwa fase pernafasan ini adalah puncak lelaku spiritual,sehingga dengan mengolah nafas maka akan mampu melakukan banyak hal pada diri pribadi. Kembali ke kisah bahwa dalam percarian susuh ing angin,bima di kisah kan bertemu 2 raksasa rukmuka dan rukmakala,beliau berdua adalah simbol pengharapan dan simbol simbol perputaran waktu,hal itu ada di dalam kepala kita,selalu beriringan dengan banyak nya pikiran-pikiran liar yang keluar masuk kedalam pikiran tiap manusia. Perwujudan hutan yang di amuk dan di hancurkan bima mana kala mencari gung susuh ing angin adalah lebat nya pikiran di dalam kepala kita yang keluar masuk,datang dan pergi waktu pertapaan meditasi pernafasan sedang di lakukan oleh bima. Berubah nya 2 raksasa menjadi dewa betara indra dan betara bayu,beliau berdua adalah betara atau dewa penguasa cahaya dan penguasa angin. Mengapa kemunculan di fase ini adalah dewa cahaya dan angin? tidak dewa yang lain? karena spiritual membutuhkan cahaya yang mampu menyelaraskan pencerahan dengan jalan pernafasan murni. Bisa di pahami di tulisan kami TEMBANG JIWA.

Berlanjut perjalanan beliau kembali ketemu dengan sang guru atau dalam perjalanan diri adalah akal pikiran murni, tugas yang kembali muncul agar menuju ke pusat samudra untuk mengambil air suci perwitasari. Fase kali ini pertapaan menuju lebih dalam lagi,yaitu menembus sanubari mencari kesejatian,di tengah perjalanan bima bertemu dengan naga yang menghadang perjalanan beliau. naga ini adalah simbol hasrat yang pasti akan muncul di tengah-tengah pertapaan atau meditasi suci ini,kemunculan keinginan-keinginan,butuh pengakuan-pengakuan ke AKU an,gejolak peraduan kegelisahan,ketakutan-ketakutan akan kesalahan dan kebenaran, semua itu akan muncul di lingkar sanubari atau sekitar sanubari kalbu suci. Maka di tusuk lah dengan kuku pancanaka yaitu simbol keyakinan yang kuat dalam menempuh perjalanan pengenalan Tuhan dan juga diri sejati,perwujudan nya pun menjadi seorang dewi laut nagagini,kemudian di nikahi dan mempunyai anak antareja. Berarti bukan di musnahkan,melainkan di selaraskan atau di sanding dengan baik semua yang menjadi keributan tepi-tepi sanubari.

Setelah mampu melepas kan hasrat dan mampu berselaras dengan semua itu,beliau akan masuk ke dunia tanpa suara. Di dalam kehampaan samudra lautan luas melambangkan kehampaan pengetahuan di dalam jagad kecil setiap manusia,yang dimana semua lubang hidup manusia akan sirna di dalam nya. Beliau pun di temui seorang resi yang wajah dan bentuk raga nya mirip dengan bima,akan tetapi ukuran nya sangat lah kecil,perkenalan pun terjadi melaui dialog rohani yang tak bisa di ketahui oleh orang lain. Beliau lah sang dewa ruci atau sang pengetahuan sejati di setiap diri manusia. beliau pun menyuruh bima masuk ke dalam diri nya lewat lubang telinga kiri nya,akan tetapi bima meragukan hal itu,karena ukuran nya yang kecil mana mungkin bisa di masuki. di situlah akal mulai ikut masuk kembali saat kita akan mendapatkan sebuah pencerahan luas,akal kembali memunculkan keraguan,kecemasan. Kenapa harus telinga? kenapa juga telinga sebelah kiri? BACA tulisan kami TEMBANG JIWA.

Singkat cerita beliau pun masuk ke telinga kiri sang dewa ruci,di dalam tubuh dewa ruci bima terkagum-kagum karena merasakan kenyamanan dan juga keluasan semua pengetahuan berada di dalam nya. Cahaya berwarna-warni pun mulai bermunculan dan mempunyai pengetahuan di setiap masing-masing cahaya nya. BACA tulisan kami judul MATA BATIN MANUSIA. Perjalanan spiritual bima pun lengkap sudah karena mampu menyerap semua ilmu yang di berikan sang dewa ruci,beliau merasa enggan untuk kembali ke dunia hidup nyata nya,karena kenikmatan dan kenyamanan yang di dapatkan nya di dalam tubuh dewa ruci sangat-sangat memuaskan dan meleburkan semua hasrat nya. Bagi spiritual hal tersebut memang menjadi idam-idam an karena banyak yang meninggalkan keduniawian saat masih berada di tepian sanubari kalbu,karena cahaya sejati nirmaya sudah bisa di rasakan seorang pelaku spiritual saat berada di fase tepian sanubari kalbu nya. Namun dewa ruci menyaran kan agar bima segera keluar,karena Urip iku urup,ilmu yang di dapat nya harus mampu menjadi manfaat di dunia nyata nya. 

Untuk sahabat spiritual dimanapun berada,di kisah dewa ruci ini merupakan perjalanan bima yang sedang bersenggama dengan kesejatian nya sendiri,tetapi di tulis dengan apik dan indah oleh kanjeng sunan kalijaga agar mudah menjadi pijakan para pelaku spiritual apabila bertemu di fase ini. Gubahan oleh eyang ronggowarsito pun meledak di era nya kala itu,karena pada era eyang ronggowarsito banyak pelaku spiritual yang mengalami fase kebingungan dan kegundahan nya. Kisah ini juga muncul di dalam kita Al Qur'an dalam kisah nabi musa bertemu nabi khidir,hal itu merupakan perjalanan diri sejati sang nabi juga. Wejangan syekh siti jenar kepada Ki ageng kebo kenongo pun juga sama hal nya, " apabila engkau ingin bertemu sejati,tutup lah lubang hidup agar tak membiuas kemana-mana cahaya nya". Dari sini mampu kita cermati dan pahami bahwa pelaku spiritual mempunya fase dalam proses nya,yang dimana hal tersebut harus segera di selaraskan agar mampu menikmati fase level selanjutnya,jangan berlama-lama di fase itu-itu saja,karena umur manusia tak ada yang tau. 

Demikian tulisan kami,apabila ada kritik saran langsung saja tulis di kolom komentar. Untuk proses melakukan pengembangan atau spiritual yang teratur untuk pencerahan yang benar-benar murni,bisa kita sama-sama belajar. Bagi yang berminat silahkan saja merapat,kita goncangkan jagad kecil kita agar mampu berselaras dengan jagad besar semesta raya.


* meditasi pernafasan adalah pondasi,meditasi cahaya adalah saka guru,meditasi tembang jiwa adalah pengikat tiang kokoh,meditasi sesuci air adalah keluasan wadah,meditasi permana kesinambungan sebuah bangunan diri sejati *

jayeng 25/02/23

08.31




Komentar

Postingan Populer