STUCK SPIRITUAL

 DIMANA LELUHUR??

Assalamualaikum...Syalom,Om swastiastu,Namo budaya,Salam kebajikan,Salam sejahtera bagi kita semua.

Kali ini kami akan menulis tentang beberapa kejadian yang sering di alami oleh para pencari jati diri. Pelaku- pelaku spiritual seperti pertumbuhan jamur akhir-akhir ini,entah itu karena tarikan alam atau memang pencerahan kesadaran manusia yang sudah mulai masuk ke ranah pengenalan diri dan leluhur nya. 

Spiritual murni yang dulu menjadi ajaran pamungkas para leluhur kita,semakin lama semakin tergerus oleh laju nya perkembangan jaman,banyak nya penyampuran-penyampuran panemu atau buah olah pikir yang malah menghilangkan kesucian dari ajaran leluhur. Hal tersebut makin menghilangkan rasa perasa yang di butuh kan saat pengamalan ajaran murni warisan leluhur kita. 

Dari berbagai sumber yang kami telusuri dan dari olah rasa pribadi kami,maka dapat kami simpul kan bahwa dari beberapa padepokan atau orang yang mengaku seorang pelaku,mereka mengalami stuck spiritual ( berhenti di tempat) karena tidak mendapatkan pencerahan baru,dan akhir nya terjebak di ranah suasana dan penggambaran-penggambaran semu. Perlu di ingat bahwa energi daya semesta bisa mewujud akan tetapi tidak bersuara.

Kami akan mengulas tentang ciri-ciri pelaku spiritual yang mengalami stuck di dalam lelaku nya. 

1. Cenderung ingin kesana kemari,mencari tempat yang mampu mendapatkan pembahasan baru. 

2. Selalu membias atau bercampur- campur saat berbicara dengan orang. Banyak bertanya dan memikir kan jawaban-jawaban hanya untuk obrolan di lain tempat.

3. Mengulang-ulang tempat lelaku,hal ini bukan karena ingin istiqomah tetapi karena tidak ada pencerahan baru yang di dapat.

4. Gejolak jiwa mendobrak akal dan raga untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat,sampai di lokasi tidak merasakan apapun,atau tidak merasakan puas dan masih merasa ada yang kurang.

5. Ingin mendapat pengakuan lebih dari pengalaman-pengalaman supranatural yang di dapat kan.

6. Susah menerima wawasan dari orang,karena merasa sudah mumpuni.

7. Spiritual yang harus nya di dapat lewat pencerahan diri,di paksa kan mempelajari lewat media tehnologi canggih jaman sekarang,yang akhir nya bukan mendapat pencerahan malah tambah melepaskan kendali emosional tak terbendung.

Ranah suasana adalah suatu perasaan yang kita rasakan layak nya merindu. Terkadang pelaku spiritual yang setengah-setengah tidak menyadari tentang keberadaan ranah suasana ini,malah banyak yang merasa bahwa fase ranah suasana ini di anggap sebagai tarikan para leluhur. Wooo...tidak seperti itu ferguzoo.....hehehe...  

Dari beberapa kasus yang terjadi di lapangan,kebanyakan seorang pelaku terjebak di dalam ranah suasana ini. Mereka merasa ada tarikan ke lokasi A misal nya,lalu dia bercerita bahwa di suruh leluhur untuk sowan ke A,karena tiba-tiba pengen kesana banget. Sampai di sini kita stop dulu. Ini adalah jebakan ranah suasana yang sering sekali menjangkit di setiap para pelaku spiritual yang kurang waspada. Biasa nya setelah merasakan ranah suasana ini,begitu mereka menuju ke lokasi A,sampai di sana kami pastikan bahwa rasa yang mereka anggap tarikan leluhur akan sirna dan berganti dengan perasaan bercampur. Perasaan bercampur tersebut antara lain pertama mencari hal-hal tentang sesuatu yang harus di dapat nya di lokasi A,karena merasa kalau itu tarikan leluhur,akan tetapi yang di dapat pasti hanya rasa lega tanpa mendapat pencerahan luhur. Kedua menuju pusat lokasi atau melakukan sembahyang untuk mencoba menggali makna dari perasaan nya yang mendorong untuk sowan ke lokasi tersebut,alhasil yang di dapat pasti perasaan untuk ke lokasi yang lain atau terdorong untuk ke lokasi B misal nya. Jebakan ranah suasana sangat halus dan mampu membuat pelaku spiritual jarang bisa membedakan antara tarikan leluhur karena hidayah dan rasa rindu tempat itu karena posisi baru stuck spiritual nya. Jadi pelaku spiritual yang mengalami stuck,akan merindukan suasana-suasana nyaman yang mampu meredam gejolak emosional yang terjadi karena benturan ilmu di dalam diri yang belum mampu terselaraskan dengan sempurna. Gejolak emosional yang kerap terjadi antara lain rasa cemas,bingung,amarah dan meraba-raba semua pengetahuan ( asal-asalan mengambil ilmu lewat manapun).

Penggambaran semu adalah suatu kejadian yang sering muncul di saat pelaku spiritual melakukan hening cipta di tempat yang keramat untuk mengambil daya energi positip atau ngalap berkah akan tetapi sebelum ke lokasi tersebut pelaku ini sudah teracuni oleh gambar-gambar yang meluas di lukisan-lukisan atau media-media tehnologi canggih. Alih-alih mendapatkan pencerahan spiritual,malahan dapat nya hanya ilusi gambar yang sudah menancap mengakar dan menghipnotis diri sendiri yang ending nya hanya mendapatkan rekayasa akal atau jebakan penggambaran semu. Misal contoh sowan ke laut selatan,selama kita masih terjebak dengan gambar-gambar nyi roro kidul yang pakai kuda,pakaian hijau dll,maka pencapaian kita akan terhalang oleh tembok penggambaran semu yang mendokrin otak tanpa bisa melepaskan aliran energi nya sampai ke seluruh diri. 

Maka dari itu mulai sekarang melatih diri,menempa diri dengan sungguh-sungguh. Apalagi spiritual bagi para pinisepuh yang di harus kan memahami perjalanan batin yang luas,agar mampu di timba para generasi muda ke depan. Stop melakukan spiritual yang tidak murni lagi atau menyampurkan kemurnian sejati kita dengan rekayasa akal yang datang nya berjuta-juta gambaran. Mulai memilah memilih kesejatian tanpa terjebak di ranah suasana/ranah rindu tempat tapi tidak rindu leluhur nya dan jangan terjebak pada ranah penggambaran semu yang membuat tembok besar sanubari kalbu menjadi terhalang oleh cahaya.



Jayeng /13/02/23


Kesadaran spiritual mampu menembus batas akal

Celah pencapaian sejati adalah mengakui keberadaan diri

Ikuti rasa sejati untuk mencapai pencerahan murni para leluhur semesta 

Komentar

Postingan Populer